Selasa, 01 Mei 2012

Manusia sebagai makhluk berbudaya


Bab 1: Pendahuluan
A. Latar Belakang

* Pengertian Manusia
Manusia mempunyai tingkatan yang lebih tinggi dari makhluk lainnya, karena selain mampunyai sebagaimanaa makhluk hidup lainnya, manusia juga mempunyai akal yang dapat memperhitungkan tindakannya melalui proses belajar yang terus-menerus. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok atau seorang individu. Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup yang Terbentuk dari pribadi seseorang yang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim, dan dapat dikatakan setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Manusia juga harus bersosialisasi dengan lingkungan, yang merupakan pendidikan awal dalam suatu interaksi sosial. Hal ini menjadikan manusia harus mempunyai ilmu pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan. Karena dengan ilmu tersebut manusia dapat membedakan antara yang hak dengan yang bukan hak, antara kewajiban dan yang bukan kewajiban. Sehingga norma-norma dalam lingkungan berjalan dengan harmonis dan seimbang. Agar hasil dari pendidikan –yakni kebudayaan– dapat diimplementasikan dimasyaakat.

Pendidikan sebagai hasil kebudayaan haruslah dipandang sebagai motivator terwujudnya kebudayaan yang tinggi. Selain itu pendidikan haruslah memberikan kontribusi terhadap kebudayaan, agar kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai manfaat bagi manusia itu sendiri khususnya maupun bagi bangsa pada umumnya.
Dengan demikian dapat kita katakan bahwa kualitas manusia pada suatu negara akan menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara tersebut, begitu pula pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penulisan ini adalah sebagai tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar dengan  tema Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya. Penulisan ini juga bertujuan antara lain :

1. Mampu menjelaskan hubungan antara manusia dengan budaya
2. Mampu menjelaskan mengapa manusia disebut makhluk berbudaya
Bab 2:  Teori
Hakekat Manusia Dan Budaya
A. Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Tatkala seoang bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi, dan oleh kaena itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan.
Oleh karena itu lingkungan mempunyai pengaruh besar terhadap manusia itu sendiri, hal ini dapat dilihat pada gambar siklus hubungan manusia dengan lingkungan sebagai berikut:


Siklus Hubungan Manusia
Gambar di atas menggambarkan bahwa lingkungan dan manusia atau manusia dan lingkungan merupakan hal yang tak terpisahkan sebagai ekosistem, yang dapat dibedakan mejadi:
 - Lingkungan alam yang befungsi sebagai sumber daya alam
- Lingkungan manusia yang berfungsi sebagai sumber daya manusia
- Lingkungan buatan yang berfungsi sebagai sumber daya buatan
 B. Pengertian Budaya
Kata budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Sebenarnya kata budaya hanya dipakai sebagai singkatan kata kebudayaan, yang berasal dari Bahasa Sangsekerta budhayah yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda di istilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah (bertani). Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Definisi budaya dalam pandangan ahli antropologi sangat berbeda dengan pandangan ahli berbagai ilmu sosial lain. Ahli-ahli antropologi merumuskan definisi budaya sebagai berikut:
E.B. Taylor: 1871 berpendapat bahwa budaya adalah: Suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat.
Sedangkan Linton: 1940, mengartikan budaya dengan: Keseluruhan dari pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu.
Adapun Kluckhohn dan Kelly: 1945 berpendapat bahwa budaya adalah: Semua rancangan hidup yang tercipta secara historis, baik yang eksplisit maupun implisit, rasional, irasional, yang ada pada suatu waktu, sebagai pedoman yang potensial untuk perilaku manusia
Lain halnya dengan Koentjaraningrat: 1979 yang mengatikan budaya dengan: Keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Berdasarkan definisi para ahli tersebut dapat dinyatakan bahwa unsur belajar merupakan hal terpenting dalam tindakan manusia yang berkebudayaan. Hanya sedikit tindakan manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang tak perlu dibiasakan dengan belajar.
Dari kerangka tersebut diatas tampak jelas benang merah yang menghubungkan antara pendidikan dan kebudayaan. Dimana budaya lahir melalui proses belajar yang merupakan kegiatan inti dalam dunia pendidikan.
Selain itu terdapat tiga wujud kebudayaan yaitu :
1. wujud pikiran, gagasan, ide-ide, norma-norma, peraturan,dan sebagainya. Wujud pertama dari kebudayaan ini bersifat abstrak, berada dalam pikiran masing-masing anggota masyarakat di tempat kebudayaan itu hidup;
2. aktifitas kelakuan berpola manusia dalam masyarakat. Sistem sosial terdiri atas aktifitas-aktifitas manusia yang saling berinteraksi, berhubungan serta bergaul satu dengan yang lain setiap saat dan selalu mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat kelakuan. Sistem sosial ini bersifat nyata atau konkret;
3. Wujud fisik, merupakan seluruh total hasil fisik dari aktifitas perbuatan dan karya manusia dalam masyarakat.
 Budaya sebagai Sistem gagasan
Budaya sebagai sistem gagasan yang sifatnya abstrak, tak dapat diraba atau di foto, karena berada di dalam alam pikiran atau perkataan seseorang. Terkecuali bila gagasan itu dituliskan dalam karangan buku.
Budaya sebagai sistem gagasan menjadi pedoman bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku. Seperti apa yang dikatakan Kluckhohn dan Kelly bahwa “Budaya berupa rancangan hidup” maka budaya terdahulu itu merupakan gagasan prima yang kita warisi melalui proses belajar dan menjadi sikap prilaku manusia berikutnya yang kita sebut sebagai nilai budaya.
Jadi, nilai budaya adalah “gagasan” yang menjadi sumber sikap dan tingkah laku manusia dalam kehidupan sosial budaya. Nilai budaya dapat kita lihat, kita rasakan dalam sistem kemasyarakatan atau sistem kekerabatan yang diwujudkan dalam bentuk adat istiadat. Hal ini akan lebih nyata kita lihat dalam hubungan antara manusia sebagai individu lainnya maupun dengan kelompok dan lingkungannya.
 Perwujudan kebudayaan
JJ. Hogman dalam bukunya “The World of Man” membagi budaya dalam tiga wujud yaitu: ideas, activities, dan artifacts. Sedangkan Koencaraningrat, dalam buku “Pengantar Antropologi” menggolongkan wujud budaya menjadi:
a. Sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
b. Sebagai suatu kompleks aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
c. Sebagai benda-benda hasil karya manusia
Berdasarkan penggolongan wujud budaya di atas kita dapat mengelompokkan budaya menjadi dua, yaitu: Budaya yang bersifat abstrak dan budaya yang bersifat konkret.

Budaya yang Bersifat Abstrak
Budaya yang bersifat abstrak ini letaknya ada di dalam alam pikiran manusia, misalnya terwujud dalam ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan, dan cita-cita. Jadi budaya yang bersifat abstrak adalah wujud ideal dari kebudayaan. Ideal artinya sesuatu yang menjadi cita-cita atau harapan bagi manusia sesuai dengan ukuran yang telah menjadi kesepakatan.
Budaya yang Bersifat konkret
Wujud budaya yang bersifat konkret berpola dari tindakan atau peraturan dan aktivitas manusia di dalam masyarakat yang dapat diraba, dilihat, diamati, disimpan atau diphoto. Koencaraningrat menyebutkan sifat budaya dengan sistem sosial dan fisik, yang terdiri atas: perilaku, bahasa dan materi.
a. Perilaku
Perilaku adalah cara bertindak atau bertingkah laku dalam situasi tertentu. Setiap perilaku manusia dalam masyarakat harus mengikuti pola-pola perilaku (pattern of behavior) masyarakatnya.
b. Bahasa
Bahasa adalah sebuah sistem simbol-simbol yang dibunyikan dengan suara (vokal) dan ditangkap dengan telinga (auditory). Ralp Linton mengatakan salah satu sebab paling penting dalam memperlambangkan budaya sampai mencapai ke tingkat seperti sekarang ini adalah pemakaian bahasa. Bahasa berfungsi sebagai alat berpikir dan berkomunikasi. Tanpa kemampuan berpikir dan berkomunikasi budaya tidak akan ada.
c. Materi
Budaya materi adalah hasil dari aktivitas atau perbuatan manusia. Bentuk materi misalnya pakaian, perumahan, kesenian, alat-alat rumah tangga, senjata, alat produksi, dan alat transportasi.
Unsur-unsur materi dalam budaya dapat diklasifikasikan dari yang kecil hingga ke yang besar adalah sebagai berikut:
1. Items, adalah unsur yang paling kecil dalam budaya.
2. Trait, merupakan gabungan dari beberapa unsur terkecil
3. Kompleks budaya, gabungan dari beberapa items dan trait
4. Aktivitas budaya, merupakan gabungan dari beberapa kompleks budaya.
Gabungan dari beberapa aktivitas budaya menghasilkan unsur-unsur budaya menyeluruh (culture universal). Terjadinya unsur-unsur budaya tersebut dapat melalui discovery (penemuan atau usaha yang disengaja untuk menemukan hal-hal baru).
http://ridwan202.wordpress.com/2008/10/16/manusia-sebagai-makhluk-budaya/
Bab 3 : Metodologi
Tulisan ini menggunakan metodologi kualitatif, dimana tulisan ini menggunakan teorirtik sebagai acuan dari penulisan ini. Penulisan ini dilakukan pada tanggal 30 April 2012, berlokasi di kosan penulis.
Bab 4 : Kasus/Studi

Komplikasi Budaya Indonesia

Beberapa waktu yang lalu,banyak produk produk budaya indonesia yang diakui oleh negara lain.Sebagai contoh,REOG PONOROGO, yang menjadi kebanggaan daerah saya diakui oleh Malaysia.Saya sedih,marah,dan kecewa . Bukan hanya kepada Malaysia,tetapi juga masyarakat Indonesia dan Ponorogo yang kurang merasa peduli akan nasib REOG.Wajar saja jika banyak yang acuh tak acuh.Di Ponorogo sendiri,hanya sedikit komunitas yang menekuni kesenian Reog.Bahkan,regenerasi pun berjalan lamban.Masyarakat pun seolah tutup mata dan sedikit yang memberi sumbangsih akan kemajuan Reog.Bahkan,ada sejumlah siswa Ponorogo yang tidak tahu sejarah Reog,karena Reog tidak masuk dalam pelajaran sekolah.Hanya SMA 1 PONOROGO yang kini telah menerapkan muatan lokal Reog.Sungguh memprihatinkan.Indonesia yang katanya terkenal akan Reog Ponorogonya,tetapi pelestarian budayanya sangat minim.Wajar jika kemudian negara lain mengakui budaya kita.Karena budaya kita sungguh menakjubkan,tapi tidak di hargai di negeri sendiri. Tidak hanya reog,batik,tetapi juga hasil riset putra bangsa yang terputus di tengah jalan di ambil alih oleh negara lain lalu di patenkan atas nama negara mereka.Banyak sudah cerita kelam akan budaya Indonesia yang makmur di negara orang tapi mati di negara sendiri.Sebenarnya,Indonesia mempunyai aset yang luar biasa.Banyak sarjana dengan lulusan cum laude lahir di Indonesia.Tentu ini adalah pertanda bahwa sumber daya manusia di Indonesia sangat kompeten.Hampir sebagian besar penduduk Indonesia punya keahlian tersendiri , yang mampu memberikan kontribusi bagi bangsa.Beraneka ragam budaya, adat istiadat,pemikiran ,muncul dari penjuru Indonesia.Sejak dulu,Indonesia telah terkenal seantero dunia akan keramah tamahan dan potensi pariwisata alam dan budayanya yang khas .Kita punya segalanya yang tidak ada satupun Negara lain di dunia yang menyamai. Meskipun ada beberapa kekurangan atau keburukan yang masih melekat di tanah air kita, namun ternyata ada puluhan rekor dunia yang patut kita banggakan sebagai warga negara Indonesia dan sampai saat ini belum ada yang mampu memecahkan rekor tersebut dari Indonesia.
Berikut beberapa daftar rekor dunia yang dimiliki Indonesia:
1.      Republik Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau (termasuk 9.634 pulau yang belum diberi nama dan 6.000 pulau yang tidak berpenghuni).
2.      Indonesia adalah Negara maritim terbesar di dunia dengan perairan seluas 93 ribu km2 dan panjang pantai sekitar 81 ribu km2 atau hampir 25% panjang pantai di dunia.
3.      Indonesia merupakan Negara dengan suku bangsa yang terbanyak di dunia. Terdapat lebih dari 740 suku bangsa/etnis, dimana di Papua saja terdapat 270 suku.
4.      Negara dengan bahasa daerah yang terbanyak, yaitu, 583 bahasa dan dialek dari 67 bahasa induk yang digunakan berbagai suku bangsa di Indonesia. Bahasa nasional adalah bahasa Indonesia walaupun bahasa daerah dengan jumlah pemakai terbanyak di Indonesia adalah bahasa Jawa.
5.      Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia. Jumlah pemeluk agama Islam di Indonesia sekitar 216 juta jiwa atau 88% dari penduduk Indonesia. Juga memiliki jumlah masjid terbanyak dan Negara asal jamaah haji terbesar di dunia.
6.      Monumen Budha (candi) terbesar di dunia adalah Candi Borobudur di Jawa Tengah dengan tinggi 42 meter (10 tingkat) dan panjang relief lebih dari 1 km. Diperkirakan dibuat selama 40 tahun oleh Dinasti Syailendra pada masa kerajaan Mataram Kuno (750-850).
7.      Republik Indonesia adalah Negara pertama yang lahir sesudah berakhirnya. Perang Dunia II pada tahun 1945. RI merupakan Negara ke 70 tertua di dunia.
8.      Tim bulutangkis Indonesia adalah yang terbanyak merebut lambang supremasi bulutangkis pria, Thomas Cup, yaitu sebanyak 13 x (pertama kali th 1958 & terakhir 2002).
9.      Binatang purba yang masih hidup : Komodo yang hanya terdapat di pulau Komodo, NTT adalah kadal terbesar di dunia. Panjangnya bias mencapai 3 meter dan beratnya 90 kg.
10.  Tempat ditemukannya ular terpanjang di dunia yaitu, Python Reticulates sepanjang 10 meter di Sulawesi.
Kalaulah ada bangsa di dunia ini  yang harusnya berbangga akan dirinya,itu adalah negara kita,Indonesia.
Tapi,mengapa sampai budaya kita diakui oleh negara lain?Mengapa setiap hari wajah wajah kegagalan dan rendah diri acapkali kerap menghiasi ibu pertiwi?Hal ini karena kebanggaan para generasi penerus bangsa dan para penduduk Indonesia akan budaya Indonesia telah mulai luntur.Contohnya batik.Batik adalah hasil budaya bangsa yang memperlihatkan estetika berpakaian,tapi hanya sebagian kecil masyarakat , apalagi anak muda, yang mau memakainya.Mereka berpikir batik itu kuno,kampungan,dan tidak up to date.Akibatnya,batik seperti terasing di negaranya sendiri.Begitu pula bermacam macam kesenian dan budaya daerah ,hanya sedikit dari kita yang mau mempelajarinya.Mereka menganggap itu sudah tidak zaman lagi,dan juga tidak modern.Semua itu berakar dari kenyataan bahwa kini mulai luntur budaya timur yang menjunjung kesopanan dan mulai masuknya budaya barat yang cenderung bebas,tidak ada aturan,dan tanpa memperhatikan kesopanan.Anak muda cenderung menganggap budaya barat itu sangat up to date,modern,dan sesuai zaman.Akibatnya,budaya kita sendiri mulai terkikis dan ditinggalkan orang,bahkan rasa bangga akan budaya sendiri kian menghilang dan berganti dengan rasa bangga bisa seperti orang barat yang budayanya bertolak belakang dengan budaya kita.Lambat laun,nasionalisme kita akan semakin pudar , dan inilah penjajahan modern barat,tidak lagi merusak kita secara fisik,tetapi secara budaya,dan ini adalah suatu penjajahan nyata yang terselubung.Penjajahan yang membuat kita membenci diri kita sendiri,nasionalisme,menghapus rasa bangga akan budaya kita secara halus dan membuat kita menganut budaya mereka tanpa kita sadari.
Disisi lain , adat Indonesia sebagai bangsa yang ramah tamah dan sangat menghormati orang lain,telah membuka ruang negatif tersendiri bagi perkembangan mental masyarakatnya.Masyarakat Indonesia senantiasa menganggap bangsa lain jauh lebih unggul,cerdas,dan harus dihormati.Sementara mereka selalu menganggap dirinya tidak ada apa apanya.Kondisi ini diperparah dengan fakta,bahwa persebaran kekayaan penduduk sebagian besar terpusat,tidak tersebar merata ,dan biasanya yang punya penghasilan tinggi bukanlah penduduk indonesia asli.Ironis,ini negara kita.tapi kita malah tinggal di gubuk derita.Hal ini memunculkan rasa rendah diri di hati warga Indonesia.Mereka seperti asing di negeri mereka sendiri.Akhirnya,mereka memilih untuk menjadi pasif dan acuh tak acuh,tidak peduli pada orang lain.Mereka menganggap apapun yang terjadi,keadaan mereka tidak akan berubah,tetap saja miskin dan menderita.Dampak dari kondisi ini sangat fatal.Tentu kita ingat betapa tingginya angka golput yang terjadi pada pemilu kemarin.Inilah penyebab kegagalan pemerintah menjalankan pemereintahan,dan akhirnya perlahan rasa bangga akan negara semakin hilang ,dan nasionalisme pun mati.Di samping itu,antusiasme anak mudapun dalam menyikapi nasib bangsa  seperti hilang di telan hiruk pikuk glamour materi.Acap kali dalam setiap seminar,talk show,diskusi,hanya sedikit orang yang mau menyampaikan pendapat.Hal ini karena mereka memang sudah acuh tak acuh terhadap isi diskusi,disamping perasaan rendah diri karena takut salah berucap.Merekapun menjadi pasif.Disinilah mental anak muda yang acuh tak acuh dan  rendah diri harus segera dibenahi .Di dunia kerja.mental rendah diri pula lah yang membuat lulusan Indonesia kalah bersaing dengan lulusan luar negeri.Sebenarnya kualitas lulusan Indonesia tidak jauh kompeten dari orang orang asing lulusan luar negeri.Sayangnya,kepercayaan diri lulusan kita jauh di bawah.Kondisi ini di perparah dengan anggapan kolot bahwa lulusan luar negeri jauh lebih kompeten.Akibatnya,banyak orang asing yang bekerja di negeri kita dengan gaji selangit.Sementara pekerja kita merana di negeri sendiri.
Tak hanya warga Negara Indonesia sendiri,tapi para pejabat juga turut menenggelamkan semangat nasionalisme dan mengaburkan budaya Indonesia.Tentu kita tidak buta,tidak tuli,setiap hari kita melihat dan mendengar para tikus tikus penggerogot uang negara itu satu persatu di tangkap.Demikianlah budaya korupsi di kalangan pejabat.Kini korupsi semakin merajalela seiring menjamurnya para pejabat yang tidak kompeten dan hanya berorientasi pada materi.Dan yang paling mengherankan,para pelakunya seolah tak pernah jera,malah semakin banyak pengikutnya.Kasus korupsi itu seperti mengurai benang kusut,karena kini korupsi telah menjadi budaya. Apabila ditinjau secara holistik penyebab membudayanya mental “korup” ini adalah rendahnya kualitas sumberdaya manusia disuatu negara, sehingga perangkat sistem tidak berjalan dengan baikKualitas sumberdaya manusia yang rendah yang mengakibatkan suburnya budaya korupsi yang berimbas secara signifikan terhadap kesejahteraan penduduk suatu negara. Kesejahteraan yang diakibatkan budaya korupsi, secara sederhana hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat. Apakah kita harus mengimpor orang seperti Zhu Rongji dari China untuk memimpin perang melawan korupsi di Indonesia, karena dia terbukti berani menghukum mati lebih 4.000 pejabat di China yang terlibat korupsi selama pemerintahannya. Dalam memerangi korupsi ini, kita memang tidak boleh putus asa karena yang dilawan ini adalah penyakit yang sudah menjelma menjadi sebuah budaya laten.
http://kem.ami.or.id/2011/10/komplikasi-budaya-indonesia/
Bab 5 : Pembahasan
Dari kajian di atas,menunjukkan bahwa nasionalisme di Indonesia sangat rendah, malah kini mulai tergeser oleh budaya Barat dan melupakan budayanya sendiri akibatnya akan merusak moral, sehingga banyak produk dan budaya indonesia di akui oleh negara lain. Nasionalisme di Indonesia masih berupa omong kosong. Jiwa nasionalisme telah terkubur oleh gemerlap materi yang membuat gelap hati. Akankan kita membiarkan budaya Indonesia seperti bangga dan cinta tanah air, keteguhan hati dan optimis ,percaya diri.dan malu korupsi sirna dan berganti dengan apatis, tidak punya pendirian, rendah diri, dan Nasionalisme Harus Bangkit.
Bab 6 : Penutup
Kesimpulan dari tulisan ini adalah
Manusia mempunyai tingkatan yang lebih tinggi dari makhluk lainnya, karena selain mampunyai sebagaimanaa makhluk hidup lainnya, manusia juga mempunyai akal yang dapat memperhitungkan tindakannya melalui proses belajar yang terus-menerus. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok atau seorang individu.
kualitas manusia pada suatu negara akan menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara tersebut, begitu pula pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa.


DAFTAR PUSTAKA

0 komentar:

Posting Komentar