Bab 1: Pendahuluan
A. Latar Belakang
*
Pengertian Manusia
Manusia mempunyai
tingkatan yang lebih tinggi dari makhluk lainnya, karena selain mampunyai
sebagaimanaa makhluk hidup lainnya, manusia juga mempunyai akal yang dapat
memperhitungkan tindakannya melalui proses belajar yang terus-menerus. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep
atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok atau seorang individu. Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu
oganisme hidup yang Terbentuk dari pribadi seseorang yang dipengaruhi oleh
lingkungan bahkan secara ekstrim, dan dapat dikatakan setiap orang berasal dari
satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal
(geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan.
Manusia juga
harus bersosialisasi dengan lingkungan, yang merupakan pendidikan awal dalam
suatu interaksi sosial. Hal ini menjadikan manusia harus mempunyai ilmu
pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan. Karena dengan ilmu tersebut manusia
dapat membedakan antara yang hak dengan yang bukan hak, antara kewajiban dan
yang bukan kewajiban. Sehingga norma-norma dalam lingkungan berjalan dengan
harmonis dan seimbang. Agar hasil dari pendidikan –yakni kebudayaan– dapat
diimplementasikan dimasyaakat.
Pendidikan
sebagai hasil kebudayaan haruslah dipandang sebagai motivator terwujudnya
kebudayaan yang tinggi. Selain itu pendidikan haruslah memberikan kontribusi
terhadap kebudayaan, agar kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai manfaat bagi
manusia itu sendiri khususnya maupun bagi bangsa pada umumnya.
Dengan
demikian dapat kita katakan bahwa kualitas manusia pada suatu negara akan
menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara tersebut, begitu pula
pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena
kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud
dari penulisan ini adalah sebagai tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar
dengan tema Manusia Sebagai Makhluk
Berbudaya. Penulisan ini juga bertujuan antara lain :
1.
Mampu menjelaskan hubungan antara manusia dengan budaya
2.
Mampu menjelaskan mengapa manusia disebut makhluk berbudaya
Bab
2: Teori
Hakekat Manusia Dan Budaya
A.
Pengertian Manusia
Secara
bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens”
(Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi
(mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah
konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus)
atau seorang individu. Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan
suatu oganisme hidup (living organism). Terbentuknya pribadi seseorang
dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang
berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi),
horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Tatkala seoang bayi
lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi, dan oleh kaena itu ia
menangis, menuntut agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu tergantikan.
Dari sana timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense)
untuk membedakan (sense of discrimination) dan keinginan untuk hidup.
Untuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu
bersumber dari lingkungan.
Oleh karena
itu lingkungan mempunyai pengaruh besar terhadap manusia itu sendiri, hal ini
dapat dilihat pada gambar siklus hubungan manusia dengan lingkungan sebagai
berikut:
Siklus Hubungan Manusia
Gambar di
atas menggambarkan bahwa lingkungan dan manusia atau manusia dan lingkungan
merupakan hal yang tak terpisahkan sebagai ekosistem, yang dapat dibedakan
mejadi:
- Lingkungan alam yang befungsi sebagai sumber
daya alam
- Lingkungan manusia yang berfungsi sebagai sumber daya manusia
- Lingkungan buatan yang berfungsi sebagai sumber daya buatan
B. Pengertian Budaya
Kata budaya
merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa.
Sebenarnya kata budaya hanya dipakai sebagai singkatan kata kebudayaan, yang
berasal dari Bahasa Sangsekerta budhayah yaitu bentuk jamak dari budhi
yang berarti budi atau akal. Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda di
istilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa Inggris culture.
Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera. Colera berarti mengolah,
mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah (bertani). Kemudian
pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan
aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Definisi
budaya dalam pandangan ahli antropologi sangat berbeda dengan pandangan ahli
berbagai ilmu sosial lain. Ahli-ahli antropologi merumuskan definisi budaya
sebagai berikut:
E.B. Taylor:
1871 berpendapat bahwa budaya adalah: Suatu keseluruhan kompleks yang
meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat,
serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia sebagai anggota
masyarakat.
Sedangkan
Linton: 1940, mengartikan budaya dengan: Keseluruhan dari pengetahuan, sikap
dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh
anggota suatu masyarakat tertentu.
Adapun
Kluckhohn dan Kelly: 1945 berpendapat bahwa budaya adalah: Semua rancangan
hidup yang tercipta secara historis, baik yang eksplisit maupun implisit,
rasional, irasional, yang ada pada suatu waktu, sebagai pedoman yang potensial
untuk perilaku manusia
Lain halnya
dengan Koentjaraningrat: 1979 yang mengatikan budaya dengan: Keseluruhan
sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Berdasarkan
definisi para ahli tersebut dapat dinyatakan bahwa unsur belajar merupakan hal
terpenting dalam tindakan manusia yang berkebudayaan. Hanya sedikit tindakan
manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang tak perlu dibiasakan dengan
belajar.
Dari
kerangka tersebut diatas tampak jelas benang merah yang menghubungkan antara
pendidikan dan kebudayaan. Dimana budaya lahir melalui proses belajar yang
merupakan kegiatan inti dalam dunia pendidikan.
Selain itu
terdapat tiga wujud kebudayaan yaitu :
1. wujud
pikiran, gagasan, ide-ide, norma-norma, peraturan,dan sebagainya. Wujud pertama
dari kebudayaan ini bersifat abstrak, berada dalam pikiran masing-masing
anggota masyarakat di tempat kebudayaan itu hidup;
2. aktifitas
kelakuan berpola manusia dalam masyarakat. Sistem sosial terdiri atas
aktifitas-aktifitas manusia yang saling berinteraksi, berhubungan serta bergaul
satu dengan yang lain setiap saat dan selalu mengikuti pola-pola tertentu
berdasarkan adat kelakuan. Sistem sosial ini bersifat nyata atau konkret;
3. Wujud
fisik, merupakan seluruh total hasil fisik dari aktifitas perbuatan dan karya
manusia dalam masyarakat.
Budaya sebagai Sistem gagasan
Budaya
sebagai sistem gagasan yang sifatnya abstrak, tak dapat diraba atau di foto,
karena berada di dalam alam pikiran atau perkataan seseorang. Terkecuali bila
gagasan itu dituliskan dalam karangan buku.
Budaya
sebagai sistem gagasan menjadi pedoman bagi manusia dalam bersikap dan
berperilaku. Seperti apa yang dikatakan Kluckhohn dan Kelly bahwa “Budaya
berupa rancangan hidup” maka budaya terdahulu itu merupakan gagasan prima yang
kita warisi melalui proses belajar dan menjadi sikap prilaku manusia berikutnya
yang kita sebut sebagai nilai budaya.
Jadi, nilai
budaya adalah “gagasan” yang menjadi sumber sikap dan tingkah laku manusia
dalam kehidupan sosial budaya. Nilai budaya dapat kita lihat, kita rasakan
dalam sistem kemasyarakatan atau sistem kekerabatan yang diwujudkan dalam
bentuk adat istiadat. Hal ini akan lebih nyata kita lihat dalam hubungan antara
manusia sebagai individu lainnya maupun dengan kelompok dan lingkungannya.
Perwujudan kebudayaan
JJ. Hogman
dalam bukunya “The World of Man” membagi budaya dalam tiga wujud yaitu: ideas,
activities, dan artifacts. Sedangkan Koencaraningrat, dalam buku “Pengantar
Antropologi” menggolongkan wujud budaya menjadi:
a. Sebagai
suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan
sebagainya.
b. Sebagai
suatu kompleks aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
c. Sebagai
benda-benda hasil karya manusia
Berdasarkan
penggolongan wujud budaya di atas kita dapat mengelompokkan budaya menjadi dua,
yaitu: Budaya yang bersifat abstrak dan budaya yang bersifat konkret.
Budaya yang Bersifat
Abstrak
Budaya yang
bersifat abstrak ini letaknya ada di dalam alam pikiran manusia, misalnya
terwujud dalam ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan, dan
cita-cita. Jadi budaya yang bersifat abstrak adalah wujud ideal dari
kebudayaan. Ideal artinya sesuatu yang menjadi cita-cita atau harapan bagi
manusia sesuai dengan ukuran yang telah menjadi kesepakatan.
Budaya yang Bersifat
konkret
Wujud budaya
yang bersifat konkret berpola dari tindakan atau peraturan dan aktivitas
manusia di dalam masyarakat yang dapat diraba, dilihat, diamati, disimpan atau
diphoto. Koencaraningrat menyebutkan sifat budaya dengan sistem sosial dan
fisik, yang terdiri atas: perilaku, bahasa dan materi.
a. Perilaku
Perilaku
adalah cara bertindak atau bertingkah laku dalam situasi tertentu. Setiap
perilaku manusia dalam masyarakat harus mengikuti pola-pola perilaku (pattern
of behavior) masyarakatnya.
b. Bahasa
Bahasa
adalah sebuah sistem simbol-simbol yang dibunyikan dengan suara (vokal) dan
ditangkap dengan telinga (auditory). Ralp Linton mengatakan salah satu sebab
paling penting dalam memperlambangkan budaya sampai mencapai ke tingkat seperti
sekarang ini adalah pemakaian bahasa. Bahasa berfungsi sebagai alat berpikir
dan berkomunikasi. Tanpa kemampuan berpikir dan berkomunikasi budaya tidak akan
ada.
c. Materi
Budaya
materi adalah hasil dari aktivitas atau perbuatan manusia. Bentuk materi
misalnya pakaian, perumahan, kesenian, alat-alat rumah tangga, senjata, alat
produksi, dan alat transportasi.
Unsur-unsur
materi dalam budaya dapat diklasifikasikan dari yang kecil hingga ke yang besar
adalah sebagai berikut:
1. Items, adalah unsur
yang paling kecil dalam budaya.
2. Trait, merupakan
gabungan dari beberapa unsur terkecil
3. Kompleks
budaya, gabungan dari beberapa items dan trait
4. Aktivitas
budaya, merupakan gabungan dari beberapa kompleks budaya.
Gabungan
dari beberapa aktivitas budaya menghasilkan unsur-unsur budaya menyeluruh (culture
universal). Terjadinya unsur-unsur budaya tersebut dapat melalui discovery
(penemuan atau usaha yang disengaja untuk menemukan hal-hal baru).
http://ridwan202.wordpress.com/2008/10/16/manusia-sebagai-makhluk-budaya/
Bab 3 :
Metodologi
Tulisan ini menggunakan metodologi kualitatif, dimana
tulisan ini menggunakan teorirtik sebagai acuan dari penulisan ini. Penulisan
ini dilakukan pada tanggal 30 April 2012, berlokasi di kosan penulis.
Bab 4 :
Kasus/Studi
Komplikasi Budaya Indonesia
Beberapa waktu yang lalu,banyak
produk produk budaya indonesia yang diakui oleh negara lain.Sebagai contoh,REOG
PONOROGO, yang menjadi kebanggaan daerah saya diakui oleh Malaysia.Saya
sedih,marah,dan kecewa . Bukan hanya kepada Malaysia,tetapi juga masyarakat
Indonesia dan Ponorogo yang kurang merasa peduli akan nasib REOG.Wajar saja
jika banyak yang acuh tak acuh.Di Ponorogo sendiri,hanya sedikit komunitas yang
menekuni kesenian Reog.Bahkan,regenerasi pun berjalan lamban.Masyarakat pun
seolah tutup mata dan sedikit yang memberi sumbangsih akan kemajuan
Reog.Bahkan,ada sejumlah siswa Ponorogo yang tidak tahu sejarah Reog,karena
Reog tidak masuk dalam pelajaran sekolah.Hanya SMA 1 PONOROGO yang kini telah
menerapkan muatan lokal Reog.Sungguh memprihatinkan.Indonesia yang katanya
terkenal akan Reog Ponorogonya,tetapi pelestarian budayanya sangat minim.Wajar
jika kemudian negara lain mengakui budaya kita.Karena budaya kita sungguh
menakjubkan,tapi tidak di hargai di negeri sendiri. Tidak hanya
reog,batik,tetapi juga hasil riset putra bangsa yang terputus di tengah jalan
di ambil alih oleh negara lain lalu di patenkan atas nama negara mereka.Banyak
sudah cerita kelam akan budaya Indonesia yang makmur di negara orang tapi mati
di negara sendiri.Sebenarnya,Indonesia mempunyai aset yang luar biasa.Banyak
sarjana dengan lulusan cum laude lahir di Indonesia.Tentu ini adalah pertanda
bahwa sumber daya manusia di Indonesia sangat kompeten.Hampir sebagian besar
penduduk Indonesia punya keahlian tersendiri , yang mampu memberikan kontribusi
bagi bangsa.Beraneka ragam budaya, adat istiadat,pemikiran ,muncul dari penjuru
Indonesia.Sejak dulu,Indonesia telah terkenal seantero dunia akan keramah
tamahan dan potensi pariwisata alam dan budayanya yang khas .Kita punya
segalanya yang tidak ada satupun Negara lain di dunia yang menyamai. Meskipun
ada beberapa kekurangan atau keburukan yang masih melekat di tanah air kita,
namun ternyata ada puluhan rekor dunia yang patut kita banggakan sebagai warga
negara Indonesia dan sampai saat ini belum ada yang mampu memecahkan rekor
tersebut dari Indonesia.
Berikut beberapa daftar rekor dunia
yang dimiliki Indonesia:
1.
Republik Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar
di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau (termasuk 9.634 pulau yang belum diberi
nama dan 6.000 pulau yang tidak berpenghuni).
2.
Indonesia adalah Negara maritim terbesar di dunia
dengan perairan seluas 93 ribu km2 dan panjang pantai sekitar 81 ribu km2 atau
hampir 25% panjang pantai di dunia.
3.
Indonesia merupakan Negara dengan suku bangsa yang
terbanyak di dunia. Terdapat lebih dari 740 suku bangsa/etnis, dimana di Papua
saja terdapat 270 suku.
4.
Negara dengan bahasa daerah yang terbanyak, yaitu, 583
bahasa dan dialek dari 67 bahasa induk yang digunakan berbagai suku bangsa di
Indonesia. Bahasa nasional adalah bahasa Indonesia walaupun bahasa daerah
dengan jumlah pemakai terbanyak di Indonesia adalah bahasa Jawa.
5.
Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia.
Jumlah pemeluk agama Islam di Indonesia sekitar 216 juta jiwa atau 88% dari
penduduk Indonesia. Juga memiliki jumlah masjid terbanyak dan Negara asal
jamaah haji terbesar di dunia.
6.
Monumen Budha (candi) terbesar di dunia adalah Candi
Borobudur di Jawa Tengah dengan tinggi 42 meter (10 tingkat) dan panjang relief
lebih dari 1 km. Diperkirakan dibuat selama 40 tahun oleh Dinasti Syailendra
pada masa kerajaan Mataram Kuno (750-850).
7.
Republik Indonesia adalah Negara pertama yang lahir
sesudah berakhirnya. Perang Dunia II pada tahun 1945. RI merupakan Negara ke 70
tertua di dunia.
8.
Tim bulutangkis Indonesia adalah yang terbanyak
merebut lambang supremasi bulutangkis pria, Thomas Cup, yaitu sebanyak 13 x
(pertama kali th 1958 & terakhir 2002).
9.
Binatang purba yang masih hidup : Komodo yang hanya
terdapat di pulau Komodo, NTT adalah kadal terbesar di dunia. Panjangnya bias
mencapai 3 meter dan beratnya 90 kg.
10. Tempat
ditemukannya ular terpanjang di dunia yaitu, Python Reticulates sepanjang 10
meter di Sulawesi.
Kalaulah ada bangsa di dunia
ini yang harusnya berbangga akan dirinya,itu adalah negara
kita,Indonesia.
Tapi,mengapa sampai budaya kita
diakui oleh negara lain?Mengapa setiap hari wajah wajah kegagalan dan rendah
diri acapkali kerap menghiasi ibu pertiwi?Hal ini karena kebanggaan para
generasi penerus bangsa dan para penduduk Indonesia akan budaya Indonesia telah
mulai luntur.Contohnya batik.Batik adalah hasil budaya bangsa yang
memperlihatkan estetika berpakaian,tapi hanya sebagian kecil masyarakat ,
apalagi anak muda, yang mau memakainya.Mereka berpikir batik itu
kuno,kampungan,dan tidak up to date.Akibatnya,batik seperti terasing di
negaranya sendiri.Begitu pula bermacam macam kesenian dan budaya daerah ,hanya
sedikit dari kita yang mau mempelajarinya.Mereka menganggap itu sudah tidak
zaman lagi,dan juga tidak modern.Semua itu berakar dari kenyataan bahwa kini
mulai luntur budaya timur yang menjunjung kesopanan dan mulai masuknya budaya
barat yang cenderung bebas,tidak ada aturan,dan tanpa memperhatikan
kesopanan.Anak muda cenderung menganggap budaya barat itu sangat up to
date,modern,dan sesuai zaman.Akibatnya,budaya kita sendiri mulai terkikis dan
ditinggalkan orang,bahkan rasa bangga akan budaya sendiri kian menghilang dan
berganti dengan rasa bangga bisa seperti orang barat yang budayanya bertolak belakang
dengan budaya kita.Lambat laun,nasionalisme kita akan semakin pudar , dan
inilah penjajahan modern barat,tidak lagi merusak kita secara fisik,tetapi
secara budaya,dan ini adalah suatu penjajahan nyata yang terselubung.Penjajahan
yang membuat kita membenci diri kita sendiri,nasionalisme,menghapus rasa bangga
akan budaya kita secara halus dan membuat kita menganut budaya mereka tanpa
kita sadari.
Disisi lain , adat Indonesia sebagai
bangsa yang ramah tamah dan sangat menghormati orang lain,telah membuka ruang
negatif tersendiri bagi perkembangan mental masyarakatnya.Masyarakat Indonesia
senantiasa menganggap bangsa lain jauh lebih unggul,cerdas,dan harus
dihormati.Sementara mereka selalu menganggap dirinya tidak ada apa
apanya.Kondisi ini diperparah dengan fakta,bahwa persebaran kekayaan penduduk
sebagian besar terpusat,tidak tersebar merata ,dan biasanya yang punya
penghasilan tinggi bukanlah penduduk indonesia asli.Ironis,ini negara kita.tapi
kita malah tinggal di gubuk derita.Hal ini memunculkan rasa rendah diri di hati
warga Indonesia.Mereka seperti asing di negeri mereka sendiri.Akhirnya,mereka
memilih untuk menjadi pasif dan acuh tak acuh,tidak peduli pada orang
lain.Mereka menganggap apapun yang terjadi,keadaan mereka tidak akan
berubah,tetap saja miskin dan menderita.Dampak dari kondisi ini sangat
fatal.Tentu kita ingat betapa tingginya angka golput yang terjadi pada pemilu
kemarin.Inilah penyebab kegagalan pemerintah menjalankan pemereintahan,dan
akhirnya perlahan rasa bangga akan negara semakin hilang ,dan nasionalisme pun
mati.Di samping itu,antusiasme anak mudapun dalam menyikapi nasib bangsa
seperti hilang di telan hiruk pikuk glamour materi.Acap kali dalam setiap
seminar,talk show,diskusi,hanya sedikit orang yang mau menyampaikan pendapat.Hal
ini karena mereka memang sudah acuh tak acuh terhadap isi diskusi,disamping
perasaan rendah diri karena takut salah berucap.Merekapun menjadi
pasif.Disinilah mental anak muda yang acuh tak acuh dan rendah diri harus
segera dibenahi .Di dunia kerja.mental rendah diri pula lah yang membuat
lulusan Indonesia kalah bersaing dengan lulusan luar negeri.Sebenarnya kualitas
lulusan Indonesia tidak jauh kompeten dari orang orang asing lulusan luar
negeri.Sayangnya,kepercayaan diri lulusan kita jauh di bawah.Kondisi ini di
perparah dengan anggapan kolot bahwa lulusan luar negeri jauh lebih
kompeten.Akibatnya,banyak orang asing yang bekerja di negeri kita dengan gaji
selangit.Sementara pekerja kita merana di negeri sendiri.
Tak hanya warga Negara Indonesia
sendiri,tapi para pejabat juga turut menenggelamkan semangat nasionalisme dan
mengaburkan budaya Indonesia.Tentu kita tidak buta,tidak tuli,setiap hari kita
melihat dan mendengar para tikus tikus penggerogot uang negara itu satu persatu
di tangkap.Demikianlah budaya korupsi di kalangan pejabat.Kini korupsi semakin
merajalela seiring menjamurnya para pejabat yang tidak kompeten dan hanya
berorientasi pada materi.Dan yang paling mengherankan,para pelakunya seolah tak
pernah jera,malah semakin banyak pengikutnya.Kasus korupsi itu seperti mengurai
benang kusut,karena kini korupsi telah menjadi budaya. Apabila ditinjau secara
holistik penyebab membudayanya mental “korup” ini adalah rendahnya kualitas
sumberdaya manusia disuatu negara, sehingga perangkat sistem tidak berjalan
dengan baikKualitas sumberdaya manusia yang rendah yang mengakibatkan suburnya
budaya korupsi yang berimbas secara signifikan terhadap kesejahteraan penduduk
suatu negara. Kesejahteraan yang diakibatkan budaya korupsi, secara sederhana
hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat. Apakah kita harus
mengimpor orang seperti Zhu Rongji dari China untuk memimpin perang melawan
korupsi di Indonesia, karena dia terbukti berani menghukum mati lebih 4.000
pejabat di China yang terlibat korupsi selama pemerintahannya. Dalam memerangi
korupsi ini, kita memang tidak boleh putus asa karena yang dilawan ini adalah
penyakit yang sudah menjelma menjadi sebuah budaya laten.
http://kem.ami.or.id/2011/10/komplikasi-budaya-indonesia/
Bab
5 : Pembahasan
Dari kajian di atas,menunjukkan
bahwa nasionalisme di Indonesia sangat rendah, malah kini mulai tergeser oleh
budaya Barat dan melupakan budayanya sendiri akibatnya akan merusak moral,
sehingga banyak produk dan budaya indonesia di akui oleh negara lain. Nasionalisme
di Indonesia masih berupa omong kosong. Jiwa nasionalisme telah terkubur oleh
gemerlap materi yang membuat gelap hati. Akankan kita membiarkan budaya
Indonesia seperti bangga dan cinta tanah air, keteguhan hati dan optimis
,percaya diri.dan malu korupsi sirna dan berganti dengan apatis, tidak punya
pendirian, rendah diri, dan Nasionalisme Harus Bangkit.
Bab
6 : Penutup
Kesimpulan dari tulisan ini adalah
Manusia mempunyai
tingkatan yang lebih tinggi dari makhluk lainnya, karena selain mampunyai
sebagaimanaa makhluk hidup lainnya, manusia juga mempunyai akal yang dapat
memperhitungkan tindakannya melalui proses belajar yang terus-menerus. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep
atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok atau seorang individu.
kualitas manusia pada suatu negara
akan menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara tersebut, begitu pula
pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena
kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar