Sabtu, 17 November 2012

Penggunaan Ebook Dalam Dunia Pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.        Latar Belakang
Perkembangan dunia teknologi yang semaki pesat membuat banyak sekali kemudahan yang bisa dirasakan oleh seluruh umat manusia, teknologi membatu manusia dalam berbagai bidang yang salah satunya bidang pendidikan. Tak bisa dipungkiri pembelajaran sekarang sudah sangat bergantung kepada perkembangan teknologi itu sendiri karena memang teknologi ditemukan atas dasar untuk membantu segala perkerjaan manusia.

Kebutuhan dalam dunia pendidikan sangatlah kompleks mulai dari kebutuhan sumber ilmu yaitu buku, lalu guru yang handal, tempat yang memadai, dan kebutuhan penunjang lainnya. Sebagaimana disebutkan bahwa dalam proses belajar dibutuhkan buku sedangkan buku dibuat dengan bahan dasar kertas dan kertas di buat dari pohon-pohon yang semakin lama semakin menipis jumlahnya akibat penggunaan yang tidak dibatasi yang akhirnya menyebabkan hal-hal lain yang diakibatkan berkurangnnya pohon-pohon yang ada, seperti pemanasan global, longsor, banjir dan berbagai bencana alam lainnya, sementara itu diperlukan adanya alternatif yang bisa digunakan sebagai pengganti buku agar proses belajar mengajar tetap berjalan dengan baik.


Ebook adalah salah satu alternatif yang cukup baik karena sifatnya yang digital sehingga tidak menggunakan kertas hanya diperlukan seperangkat device yang dapat membacanya seperti HP, kompter, laptop, dan device-device lainnya. Sebagaimana yang kita tahu, saat ini hampir 90% orang indonesia memiliki handphone mulai dari anak-anak sampai dewasa, maka Ebook pun bisa menjadi alternatif untuk mengurangi penggunaan kertas dan dapat disimpan dalam handphone pribadi sebagai bahan bacaan dan belajar.


Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam penulisan ini, kami ingin membahas tentang “PENGGUNAAN EBOOK DALAM DUNIA PENDIDIKAN”.

1.2.       
Batasan Masalah
Topik yang akan kami angkat untuk dibahas kali ini adalah mengenai Ebook yang dalam beberapa waktu terakhir ini sangat menyita perhatian publik. Dalam pembahasan materi kami kali ini kami memiliki beberapa batasan masalah yang akan kami bahas agar materi yang kami bahas terfokus dan dapat dengan mudah dipahami oleh semua pembaca.
Adapun batasan masalahnya yaitu,
1)    Teori mengenai Ebook
2)    Awal perkembangan Ebook di Indonesia
3)    Cara pembuatan Ebook

1.3.        Tujuan
Tujuan dari pembuatan tulisan kami kali ini selain untuk memenuhi tugas kami dalam pelajaran Pengantar Teknologi Komunikasi Dan Informasi 1C, kami pun ingin agar hasil tulisan kami ini dapat menambah wawasan para pembaca mengenai definisi Ebook, jenis – jenis Ebook, cara membuat Ebook, manfaat Ebook dalam dunia pendidikan, dan keefektifan penggunaan Ebook dalam pembelajaran.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1.        Definisi Ebook
Ebook (buku digital) adalah versi elektronik (digital) dari buku. Jika buku pada umumnya terdiri dari kumpulan kertas yang dapat berisikan teks atau gambar, maka Ebook berisikan informasi digital yang juga dapat berwujud teks atau gambar. Dewasa ini Ebook diminati karena ukurannya yang kecil bila dibandingkan dengan buku, dan juga umumnya memiliki fitur pencarian, sehingga kata-kata dalam Ebook dapat dengan cepat dicari dan ditemukan. Terdapat berbagai format Ebook yang populer, antara lain adalah teks polos, pdf,jpeg ,lit dan html. Masing-masing format memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan juga bergantung dari alat yang digunakan untuk membaca Ebook tersebut.

Ebook pula adalah salah satu bentuk usaha untuk melestarikan literatur berbentuk buku yang banyak jumlahnya dan memerlukan biaya perawatan yang mahal maka untuk dapat melestarikan literatur tersebut hanya dengan melakukan transfer dari bentuk buku ke bentuk Ebook.

2.2.        Jenis-jenis Format Ebook
Terdapat berbagai format buku Ebook yang banyak digunakan. Popularitas umumnya bergantung pada ketersediaan berbagai Ebook dalam format tersebut dan mudahnya piranti lunakyang digunakan untuk membaca jenis format tersebut diperoleh.

a.      Teks polos


3
Teks polos adalah format paling sederhana yang dapat dilihat hampir dalam setiap piranti lunak menggunakan komputer personal. Untuk beberapa device, format ini dapat dibaca menggunakan piranti lunak yang harus lebih dahulu diinstal.

b.     PDF

Format PDF memberikan kelebihan dalam hal format yang siap untuk dicetak. Bentuknya mirip dengan bentuk buku sebenarnya. Selain itu terdapat pula fitur pencarian, daftar isi, memuat gambar, pranala luar dan juga multimedia.

c.      JPEG

Seperti halnya format gambar lainnya, format JPEGmemliki ukuran yang besar dibandingkan informasi teks yang dikandungnya, oleh karena itu format ini umumnya populer bukan untuk Ebook yang memilki banyak teks akan tetapi untuk jenis buku komik atau manga yang proporsinya lebih didominasi oleh gambar.

d.     LIT

Format LIT merupakan format dari Microsoft Reader yang memungkinkan teks dalam buku elektronik disesuaikan dengan lebar layar device yang digunakan untuk mebacanya. Format ini memiliki kelebihan bentuk huruf yang nyaman untuk dibaca.

e.      HTML

Dalam format HTML ini gambar dan teks dapat diakomodasi. Layout tulisan dan gambar dapat diatur, akan tetapi hasil dalam layar kadang tidak sesuai apabila dicetak.

f.       Open Electronic Book Package

Format ini dikenal pula sebagai OPF FlipBook. OPF adalah suatu format buku elektronik yang berbasis pada XML yang dibuat oleh sistem buku elektronik. Buku elektronik dalam format ini dikenal saat Flip Books sebagai piranti lunak penyaji menampilkan buku dalam format 3D yang bisa dibuka-buka (flipping). Terdapat suatu proyek yang sedang berjalan yang berupaya agar format OPF ini dapat dibaca menggunakan penjelajah Internet standar (semisal: Mozilla, Firefox, atau Microsoft Internet Explorer), tanpa perlu adanya perlengkapan (piranti lunak, plugin) tambahan. Saat ini untuk melihat buku elektronik dalam format OPF sehingga diperoleh rasa benar-benar membuka buku (flipping experience) diperlukan piranti lunak penyaji pada sisi klien atau pengguna.
2.3.         

5
Sejarah perkembangan Ebook di Indonesia
Ada beberapa tonggak perkembangan teknologi yang secara nyata memberi sumbangan terhadap perkembangan TIK hingga saat ini. Pertama yaitu temuan telepon oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1875. Temuan ini kemudian berkembang menjadi pengadaan jaringan komunikasi dengan kabel yang meliputi seluruh daratan Amerika, bahkan kemudian diikuti pemasangan kabel komunikasi trans-atlantik. Jaringan telepon ini merupakan infrastruktur masif pertama yang dibangun manusia untuk komunikasi global. Memasuki abad ke-20, tepatnya antara tahun 1910-1920, terwujud sebuah transmisi suara tanpa kabel melalui siaran radio AM yang pertama. Komunikasi suara tanpa kabel ini pun segera berkembang pesat. Kemudian diikuti pula oleh transmisi audio-visual tanpa kabel, yang berwujud siaran televisi pada tahun 1940-an. Komputer elektronik pertama beroperasi pada tahun 1943. Lalu diikuti oleh tahapan miniaturisasi komponen elektronik melalui penemuan transistor pada tahun 1947 dan rangkaian terpadu (integrated electronics) pada tahun 1957. Perkembangan teknologi elektronika, yang merupakan cikal bakal TIK saat ini, mendapatkan momen emasnya pada era Perang Dingin. Persaingan IPTEK antara blok Barat (Amerika Serikat) dan blok Timur (dulu Uni Soviet) justru memacu perkembangan teknologi elektronika lewat upaya miniaturisasi rangkaian elektronik untuk pengendali pesawat ruang angkasa maupun mesin-mesin perang. Miniaturisasi komponen elektronik, melalui penciptaan rangkaian terpadu, pada puncaknya melahirkan mikroprosesor. Mikroprosesor inilah yang menjadi 'otak' perangkat keras komputer dan terus berevolusi sampai saat ini. Perangkat telekomunikasi berkembang pesat saat teknologi digital mulai digunakan menggantikan teknologi analog. Teknologi analog mulai terasa menampakkan batas-batas maksimal pengeksplorasiannya. Digitalisasi perangkat telekomunikasi kemudian berkonvergensi dengan perangkat komputer yang sejak awal merupakan perangkat yang mengadopsi teknologi digital. Produk hasil konvergensi inilah yang saat ini muncul dalam bentuk telepon seluler. Di atas infrastruktur telekomunikasi dan komputasi ini kandungan isi (content) berupa multimedia mendapatkan tempat yang tepat untuk berkembang. Konvergensi telekomunikasi - komputasi multimedia inilah yang menjadi ciri abad ke-21, sebagaimana abad ke-18 dicirikan oleh revolusi industri. Bila revolusi industri menjadikan mesin-mesin sebagai pengganti 'otot' manusia, maka revolusi digital (karena konvergensi telekomunikasi - komputasi multimedia terjadi melalui implementasi teknologi digital) menciptakan mesin-mesin yang mengganti (atau setidaknya meningkatkan kemampuan) 'otak' manusia.

6
Indonesia pernah menggunakan istilah telematika (telematics) untuk arti yang kurang lebih sama dengan TIK yang kita kenal saat ini. Encarta Dictionary mendeskripsikan telematics sebagai telecommunication + informatics (telekomunikasi + informatika) meskipun sebelumnya kata itu bermakna science of data transmission. Pengolahan informasi dan pendistribusiannya melalui jaringan telekomunikasi membuka banyak peluang untuk dimanfaatkan di berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk salah satunya bidang pendidikan. Ide untuk menggunakan mesin-belajar, membuat simulasi proses-proses yang rumit, animasi proses-proses yang sulit dideskripsikan sangat menarik minat praktisi pembelajaran. Tambahan lagi, kemungkinan untuk melayani pembelajaran yang tak terkendala waktu dan tempat juga dapat difasilitasi oleh TIK. Sejalan dengan itu mulailah bermunculan berbagai jargon berawalan e, mulai dari e-book, e-learning, e-laboratory, e-education, e-library, dan sebagainya. Awalan e bermakna electronics yang secara implisit dimaknai berdasar teknologi elektronika digital. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah yang cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisi pendidikan merupakan upaya melakukan penyebaran informasi ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara. Hal ini adalah wujud dari kesadaran untuk mengoptimalkan pendayagunaan teknologi dalam membantu proses pembelajaran masyarakat. Kelemahan utama siaran radio maupun televisi pendidikan adalah tidak adanya feedback yang seketika. Siaran bersifat searah yaitu dari narasumber atau fasilitator kepada pembelajar. Introduksi komputer dengan kemampuannya mengolah dan menyajikan tayangan multimedia (teks, grafis, gambar, suara, dan gambar bergerak) memberikan peluang baru untuk mengatasi kelemahan yang tidak dimiliki siaran radio dan televisi. Bila televisi hanya mampu memberikan informasi searah (terlebih jika materi tayangannya adalah materi hasil rekaman), pembelajaran berbasis teknologi internet memberikan peluang berinteraksi baik secara sinkron (real time) maupun asinkron (delayed). Pembelajaran berbasis Internet memungkinkan terjadinya pembelajaran secara sinkron dengan keunggulan utama bahwa pembelajar maupun fasilitator tidak harus berada di satu tempat yang sama. Pemanfaatan teknologi video conference yang dijalankan dengan menggunakan teknologi Internet memungkinkan pembelajar berada di mana saja sepanjang terhubung ke jaringan komputer. Selain aplikasi unggulan seperti itu, beberapa peluang lain yang lebih sederhana dan lebih murah juga dapat dikembangkan sejalan dengan kemajuan TIK saat ini.

7
 

2.4.        Cara membuat Ebook
Salah satu cara untuk membuat Ebook adalah menggunakan Microsoft Office maupun Open Office yaitu hanya dengan mengetika atau melakukan scanning terhadap buku yang akan dibuat Ebooknya dan ditransfer kedalam bentuk teks yang kemudia disimpan dalam format PDF karena format ini adalah format yang paling aman untuk digunakan dalam pembuatan Ebook sehingga buku tersebut tidaklah mudah untuk dicuri atau di copy-paste.

2.5.        Manfaat Ebook dalam dunia pendidikan
a.    Ukuran fisik kecil
Karena Ebook memiliki format digital, dia dapat disimpan dalam penyimpan data (harddisk, CD-ROM, DVD) dalam format yang kompak. Puluhan, bahkan ratusan, buku dapat disimpan dalam sebuah DVD sehingga tidak mengambil banyak tempat (ruangan yang besar).
b.    Mudah dibawa.
Beberapa buku dalam format Ebook dapat dibawa dengan mudah, sementara itu membawa buku dalam format cetak sangat berat.

c.    Tidak lapuk
Ebook tidak menjadi lapuk layaknya buku biasa. Format digital dari Ebook dapat bertahan sepanjang masa dengan kualitas yang tidak berubah.
d.    Mudah diproses.
Isi dari Ebookdapat dilacak, di-search dengan mudah dan cepat. Hal ini sangat bermanfaat bagi orang yang melakukan studi literatur.
e.    Dapat dimanfaatkan oleh orang yang tidak dapat membaca
Karena format Ebook dapat diproses oleh komputer, maka isi dari Ebook dapat dibacakan oleh sebuah komputer dengan menggunakan text to speech synthesizer. Tentunya riset masih dibutuhkan untuk membuat teknologi pembacaan yang bagus. Selain untuk orang buta, pembacaan ini juga dapat digunakan oleh orang yang buta huruf. Selain itu peragaan juga dapat diset dengan menggunakan huruf (font) yang besar bagi orang yang sulit membaca dengan huruf kecil.
f.     Penggandaan (duplikasi, copying)
Ebook sangat mudah dan murah. Untuk membuat ribuan copy dari Ebook dapat dilakukan dengan murah, sementara untuk mencetak ribuan buku membutuhkan biaya yang sangat mahal. (Tentunya kemudahan penggandaan ini memiliki efek ganda, yaitu mudah dibajak. Tapi ini cerita lain.)
g.    Mudah didistribusikan.
Pendistribusian dapat menggunakan media elektronik seperti Internet. Pengiriman Ebook dari Amerika ke Indonesia dapat dilakukan dalam orde waktu menit dan murah. Buku langsung dapat dibaca sekarang juga. Pengiriman buku secara fisik membutuhkan waktu yang lama (harian & bahkan mingguan) dan mahal. Belum lagi ada masalah buku yang hilang diperjalanan. Proses distribusi secara elektronik ini memungkinkan adanya perpustakaan elektronik dimana seseorang dapat meminjam buku melalui Internet (check out counter di Internet) dan buku akan dikembalikan setelah masa peminjaman berlalu. Perusahaan Adobe tengah percobaan ini.

2.6.       
Keefektifan penggunaan Ebook dalam dunia pendidikan
Bentuk Ebook yang sangatlah kecil dan hanya perlu disimpan dalam sebuah perangkat (device), serta Ebook tidak perlu perawatan seperti buku sehingga mengurangi biaya bagi para mahasiswa untuk merawatnya akan tetapi agar penggunaan Ebook menjadi efektif dan nyaman dibutuhkan sebuat perangkan (device) yang memiliki layar yang lebar seperti komputer, laptop, Maupun komputer tablet. Harga masing-masing device tersebut cukuplah mahal yang tidak semua orang dapat membelinya berbeda dengan buku yang hanya perlu dibeli tanpa perlu alat untuk membacanya, oleh karena itu penggunaan Ebook saat ini masih sangat kurang efektif karena device yang diperlukan masih cukup mahal apalagi bagi kalangan menengah kebawah maka kebutuhan terhadap buku memang tetap belum bisa tergantikan.


BAB III
KESIMPULAN
Penggunaan Ebook memang mungkin akan memudahkan dalam proses pembelajaran dan perawatannya, akan tetapi kenyaman dalam menggunakan Ebook sangatlah berbeda karena Ebook harus di buka dengan menggunakan sebuah device yang pasti memancarkan sebuah radiasi dari layarnya berbeda dengan buku yang tak memancarkan radiasi, jika mata terlalu lama terkena radiasi ini maka mata akan mengalami penurunan ketajaman dalam penglihatan sehingga menyebabkan mata minus dan juga dibutuhkan device dengan layar yang cukup lebar agar dalam membaca Ebook tersebut menjadi nyaman, sedangkan device yang berlayar lebar dan mudah dibawa untuk saat ini masih cukup mahal oleh karena itu Ebook untuk sekarang ini hanya sebagai alternatif untuk memudahkan para mahasiswa maupun pelajar selain dari membeli buku.











0 komentar:

Posting Komentar